Postingan

Papandayan dengan Sejuta Keindahan

Gunung Papandaya n, pernahkah kalian mendengar nama gunung ini?. Papandayan merupakan sebuah gunung yang masih aktif, dengan ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut. Papandayan terletak di Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut, sekitar 70 km sebelah tenggara kota Bandung. Gunung Papandayan pernah meletus sebelumnya pada tahun 2003, dan sejak saat itu Papandayan menjadi buah bibir sehingga menjadi populer. banyak para pecinta alam yang melakukan pendakian untuk menaklukkan Papandayan. Papandayan menawarkan sejuta keindahan yang memanjakan mata. Jalanan berbatu yang menjadi pijakan di setiap perjalanan, tembok bebatuan yang berdiri kokoh, asap belerang yang mengepul ke langit keluar dari dalam bumi, warna-warni batu yang alami, serta pepohonan hijau yang menyejukkan mata. Sungguh pemandangan yang tak dapat terlukis lewat kata-kata. Dalam setiap langkah perjalanan, mulut ini hanya bisa terkatup rapat. Tetapi hati terus berucap, bertasbih memuji atas kekuasaan cipta

Alang Ke Papandayan

Alang, Aksara bertualang. Aksara adalah sebuah organisasi Salman ITB yang merupakan wadah bagi orang-orang yang tertarik dan menyukai literasi. Alang merupakan salah satu kegiatan yang diadakan oleh Aksara pada hari Jumat, 11 Januari 2013. Tempat tujuan Alang kali ini adalah mendaki Gunung Papandayan. Gunung Papandayan terletak di Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut, sekitar 70 km sebelah tenggara kota Bandung. Papandayan merupakan gunung yang masih aktif, dengan ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut. Pada tahun 2003 Gunung Papandayan pernah meletus, dan memuntahkan seluruh isi yang dikandung di perut bumi Papandayan. Perjalanan yang ditempuh dari Bandung sampai ke pos pertama Papandayan, memakan waktu kurang lebih lima jam. Dengan catatan dalam selama perjalanan tidak ada kendala, terutama macet. Untuk pergi ke Papandayan, dari tim Aksara menyewa elep (bis kecil) sebagai alat transportasinya. Biaya penyewaan elep dalam satu kali pemberangkatan yaitu Rp. 40

Edelweis Pelambang Keabadian

Gambar
Edelweis Bunga istimewa Dengan ke-eksklusifannya Bunga yang hidup sendirian Di tempat tinggi pegunungan Tanpa pernah merasakan Kesepian Bunga yang menjadi incaran Para pendaki Untuk memuaskan hasrat Melihatnya secara dekat Bunga yang hanya dapat dilihat Tanpa harus memiliki Tetapi akan tersimpan kuat dalam memori Dan tertpatri dalam hati Bunga yang dilindungi Dan dilarang untuk memetiknya Tetapi memberikan kesan pertama Yang indah saat menatapnya Bunga yang melambangkan Keabadian Ya, itulah bunga Edelweis Dan, Ta-daaaa....inilah wujud dari bunga Edelweis. Gambar ini diambil saat mendaki gunung Papandayan. Akhirnya aku melihat wujud Edelweis secara langsung dan begitu dekat sekali, bahkan aku bisa memegangnya. Woow...sesuatu yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Meskipun sayang sekali pas ke sana, bunga ini belum pada mekar.

Berbagi Mimpi

 "Tuliskan impianmu, jangan disimpan hanya dalam anganmu saja". Saat untuk pertama kalinya, aku menuliskan semua mimpi-mipmi yang ingin aku capai pada secarik kertas dan kemudian aku menempelkannya pada dinding kamar ku. Mimpi-mimpi dan keinginan yang aku tulis menjadi penyemangat aku untuk mencapainya. Dan ketika perlahan mimpi-mipmi tersebut tercapai, tulisan itulah yang menjadi saksi. Salah satu mimpiku aku menuliskan ingin Mendaki Gunung. Beberapa kali kesempatan tersebut tidak terrealisasi, tapi pada tanggal 07 Januari 2013 mimpi itu pun jadi nyata. Akhirnya aku berkesempatan untuk mendaki gunung, dengan menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Gunung Papandayan. meskipun Sebelumnya aku pernah ke Gunung Tangkuban Perahu juga, tetapi mendaki gunung Papandayan ini sensasinya luar biasa, karena ada pengalaman baru. Yaitu berkemah di daerah pegunungan, yang selama ini belum pernah dialami.  Di sini, lewat tulisan ini, aku ingin berbagi secuil mimpi aku dengan

Esensi Menulis

Menulis Itu seperti meramu kata-kata Menjadi untaian kalimat Yang penuh makna Menulis Itu jendela pikiran Yang semuanya ditumpahkan Menjadi ide-ide  Yang kemudian mempunyai alur Menulis  Itu merupakan curahan hati Yang semua emosi Terlampiaskan Menulis Itu ibarat telinga Yang senan tiasa mendengarkan Menulis  Itu ibarat mata Yang senan tiasa Mencerahkan Dan, Menulis Itu ibarat ngomong Yang selalu menyampaikan Itu menurutku, apa menurutmu?

Pembelajar Sejati

"Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat yang ingin kamu pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan". Jleeb, serasa tersadarkan setiap kali membaca petuah tersebut. Petuah tersebut aku dapatkan dari sebuah buku (Judulnya lupa, dan bukunya pun di pinjam belum dibalikin lagi) dengan proses penggaglian serta seharian melahap buku tersebut untuk mencerna kata demi kata. Buku tersebut memberikan kesan luar biasa setelah selesai membacanya, dan sensasi menedebarkan saat memebacanya. Buku ini bukan buku horor atau pun sejenisnya, buku ini lebih ke motivasi. Pengemasan isinya pun lebih berisi, sehingga pesannya dapat nyampe ke pembaca. Sensasi mendebarkan yang dimaksud saat membaca ini, seperti saat kita Naik Gunung, hemmhh..atau engga saat kita sedang di pantai, atau juga saat naik wahana permainan yang memacu adrenalin, pokoknya menye

Semangat Bapak :)

Hari ini, Minggu 24 Februari 2013. Merupakan hari bersejarah, karena di hari ini akan menentukan Jabar 5 tahun ke bardepan. Aku tidak akan menulis panjang lebar tentang Pilkada hari ini, karena itu ada spacenya khusus. Tetapi tulisan ini temanya tentang Pilkada Jabar. Di daerha bandung utara, terus kesananya lagi anda akan tiba di sebuah kabupaten yang terkenal dengan kota intan. Pasti sudah pada tau kaan, yup apa lagi kalo bukan Garut. Perjalanan bukan hanya sampai di sana saja. Dari kota Garut, terus berlanjut ke arah selatan. Dengan jarak tempuh kira-kira 80 Km untuk sampai tempat tujuan. Jalan yang berkolok-kelok bak ular yang mengelor, di tambah turunan yang tidak terlalu tajam sih, tapi dapat membuat mual karena menurun sambil berbelok lumayan lieurna. Tetapi perjalanan berat itu seakan sirna, ketika mata dimanjakan dengan pemandangan hijau pepohonan, dan tanaman teh yang berbaris rapi dengan pucuk-pucuknya yang hijau, menjadikannya seperti padang teh yang luas. Di pohon teh